Tuesday, September 27, 2016

MENGAPA TERJADI TROMBOSITOSIS?

Trombositosis adalah kondisi berupa kelainan pada tingginya jumlah trombosit yg diproduksi oleh tubuh. Pada orang dewasa, batas normal trombosit adalah 150-450 x 109/L atau 150.000-450.000 platelet per mikroliter darah, sementara seorang penderita trombositosis dapat memiliki jumlah trombosit hingga 600 x 109/L atau lebih.
Trombositosis merupakan salah satu penyebab utama kondisi penggumpalan darah. Kondisi ini dapat terpicu pula oleh penyakit lain yang sudah dimiliki atau diderita sebelumnya sehingga pemeriksaan awal dapat turut menentukan jenis trombositosis apa yg dialami pasien.

*Penyebab Trombositosis*
Trombositosis dapat disebabkan oleh infeksi, gangguan pd tulang dan sumsum tulang, atau kondisi lainnya. 

*Beberapa jenis trombositosis, antara lain :*
*Trombositosis/trombositemia sekunder* atau trombositosis reaktif. Trombositosis ini umumnya disebabkan oleh infeksi atau penyakit lain yang sudah ada atau sedang diderita.
*Trombositosis primer atau trombositosis esensial.*
Trombositosis ini disebabkan oleh gangguan pada sumsum tulang. Kondisi ini merupakan yg lebih sering menjadi penyebab penggumpalan darah. Penyebab pasti yang mendasari gangguan pd sumsum tulang tersebut belum diketahui.

Trombositosis sekunder merupakan salah satu reaksi berlebih terhadap kondisi yg dialami tubuh dan dapat disebabkan oleh beberapa kondisi. Antara lain disebabkan oleh reaksi alergi, serangan jantung, latihan fisik, infeksi (misalnya tuberkulosis), kekurangan zat besi, kekurangan vitamin, hingga kanker. Reaksi berlebih ini memicu pelepasan sitokin-sitokin yg menyebabkan meningkatnya produksi trombosit.

Beberapa penyebab lainnya, termasuk juga beberapa golongan obat, yaitu :
- Kehilangan darah atau pendarahan akut parah.
- Gagal ginjal akut atau gangguan pd organ ginjal lainnya.
- Operasi untuk mengobati penyakit jantung koroner.
- Operasi pengangkatan limpa.
- Peradangan, seperti kondisi rheumatoid arthritis, gangguan jaringan ikat, peradangan usus, atau penyakit celiac.
- Pankreatitis.
- Operasi besar yang baru dialami.
- Trauma.
- Luka Bakar.
- Anemia hemolitik. 
Kondisi ini dapat dipicu oleh kelainan darah atau autoimun yang diderita pasien.

*Sumsum tulang mengandung stem cells (sel-sel induk) yang dapat berkembang menjadi sel darah merah, sel darah putih  atau platelet  (trombosit).*

- Trombositosis primer disebabkan oleh banyaknya trombosit yang diproduksi oleh sumsum tulang ke dalam darah. Jumlah trombosit yg berlebih pada trombositosis primer tidak dapat berfungsi dengan normal sehingga akhirnya meningkatkan risiko penggumpalan darah atau terjadi pendarahan. Selain gangguan pada tulang sumsum, trombositosis primer juga dapat disebabkan oleh leukemia myelogenous kronik, myelofibrosis, dan polisitemia vera. Faktor genetik dari orang tua atau anggota keluarga yang memiliki kondisi ini juga berperan.

- Gejala trombositosis sekunder secara umum meliputi sakit kepala, pusing, kelelahan, sakit dada, pingsan, kesemutan pada tangan dan kaki, atau gangguan penglihatan sementara. Tidak jarang pula trombositosis sekunder tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Gejala trombositosis sekunder umumnya berkaitan dengan gejala dari kondisi pemicunya sehingga pemeriksaan darah rutin ataupun pemeriksaan lainnya akan diperlukan untuk menentukan diagnosis trombositosis sekunder.

Trombositosis primer umumnya sedikit lebih sering dialami oleh perempuan dan orang yang berusia di atas 50 tahun, walaupun bisa terjadi juga pada orang dengan usia yang lebih muda. 

Gejala lain dari kondisi ini tidak jauh berbeda dengan trombositosis sekunder dengan penambahan gejala:
- Kemerahan, rasa sakit yang membakar, dan denyutan di area tangan dan kaki.
- Kehilangan fungsi penglihatan sementara.
- Pembesaran limpa
- Perdarahan. 
Pendarahan yang terjadi dapat berupa mimisan, gusi berdarah, timbul memar di kulit, dan kotoran yang disertai darah.
- Penggumpalan darah dapat dialami penderita di area tangan dan kaki, serta otak sehingga dapat menyebabkan stroke atautransient ischemic attack (TIA). 

Segera temui dokter jika hal ini terjadi.

Kuliah Siklus Krebs dan Bioenergetika